Selasa, November 03, 2009

Menonton Televisi Menghambat Perkembangan Bicara dan Bahasa Pada Anak


Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, terjadi beberapa perubahan pada gaya hidup masyarakat pada umumnya, termasuk dalam metoda pengasuhan anak. Disebabkan karena jadwal kesibukan cukup padat, orangtua dewasa ini lebih senang membiarkan anaknya menonton televisi untuk melengkapi kebutuhan edukasi sekaligus hiburan sang anak agar para orangtua dapat memperoleh lebih banyak waktu untuk bekerja dan beristirahat.

Dengan banyaknya program acara atau video yang dapat dipilih, tentu tidak sulit untuk membuat anak cepat “diam” karena terpaku menonton acara kesayangannya, sambil berharap bahwa anak mereka akan berkembang dengan sendirinya karena mendapat cukup stimulasi dari acara tersebut.

Akan tetapi, apakah menonton televisi benar-benar dapat efektif membantu meningkatkan perkembangan bicara anak?


Sebuah studi yang dilakukan oleh dr. Dimitri A. Christakis serta Frederick J. Zimmerman dari Seattle Children’s Research Institute, University of Washington, AS menunjukkan bahwa vokalisasi, kosakata, dan percakapan yang dilakukan oleh pendamping anak (orangtua, pengasuh) berkurang secara bermakna selama ia menonton televisi.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa anak-anak 8 – 16 bulan yang menonton video-video “edukasi” tersebut selama 1 jam setiap hari memiliki penurunan 6 – 8 kosa kata dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menonton.

Studi tersebut dilakukan pada 329 anak berusia antara 2 bulan hingga 4 tahun yang masing-masing menggunakan alat perekam digital kecil pada hari-hari tertentu yang dipilih secara acak setiap bulannya selama 2 tahun. Sebuah rompi didesain khusus dengan saku dada tempat menempelkan alat perekam yang akan menangkap setiap kata yang diucapkan maupun didengarkan oleh anak selama periode 12-16 jam. Yang menjadi parameter dalam studi ini antara lain adalah jumlah kata yang diucapkan oleh pendamping anak, vokalisasi anak, dan interaksi verbal anak dalam percakapan (suatu keadaan di mana pendamping memberikan respon vokal terhadap vokalisasi anak, atau sebaliknya, dalam 5 detik).

Ternyata terdapat pengurangan jumlah dan lama vokalisasi anak, serta interaksi dalam percakapan secara bermakna (jumlah kata dapat berkurang sekitar 770 dari 1000 kata yang seharusnya didengar anak dari pendampingnya selama sesi rekaman). Hal ini penting untuk diperhatikan mengingat stimulasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan anak. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin secara bertahap dan terus menerus pada setiap kesempatan.

Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan keterlambatan pada perkembangan anak bahkan gangguan yang menetap. Terkait hal ini, Christakis juga menambahkan dalam studinya bahwa bahasa merupakan komponen penting yang diperlukan untuk perkembangan otak pada awal masa kanak.
Karena keterlambatan perkembangan bahasa akan membawa sebab keterlambatan pada tingkat atensi dan perkembangan kognitif pada anak selanjutnya.

Sementara ketika penelitian tersebut dimuat dalam jurnal prestisius Pediatrics, salah satu CEO Disney, Robert Iger, menuntut para peneliti untuk menarik pengumuman persnya. Terkait pembentukan opini publik terhadap program acara Disney’s Baby Einstein yang terlampau membuat bayi-bayi tidak aktif berbicara selama program mereka diputar di televisi. Karena tendensi dari hasil penelitian tersebut dirasa ‘menyerang’ keberlangsungan Baby Einstein.

Namun sekarang setelah penelitian terbukti, Disney justru menawarkan dana kompensasi pengganti bagi orang tua yang telah membeli DVD-DVD program edukasi Baby Einstein.

Saran Dari Penelitian
Bagaimana orang tua harus menyikapi hal ini? Mungkin ada baiknya mendengar saran American Academy of Pediatrics yang mengatakan sebaiknya anak badut (bawah dua tahun) tidak diajak menonton TV. Dengan menonton TV, tentunya anak tidak mendapatkan pengalaman linguistik yang sama seperti ketika berinteraksi langsung dengan orangtua mereka. Alih-alih aktif bereksperimen, anak justru pasif, asyik menatap layar kaca. Hal ini tentunya berpengaruh pada pengembangan kreativitas anak. Karena itu, singkirkanlah remote control DVD Anda, dan ajaklah anak Anda bermain bersama.

Berangkat dari hasil studi tersebut, terdapat beberapa tips yang direkomendasikan oleh Christakis bagi orangtua dan para pengasuh, yaitu:

Untuk anak berusia di bawah 2 tahun:

* Hindari kebiasaan menonton televisi, dan pilihlah aktivitas yang dapat membantu perkembangan bahasa dan pertumbuhan otak anak seperti berbicara, membaca, menyanyi, bermain, mendengarkan musik, dsb.

Untuk anak berusia di atas 2 tahun:

* Jauhkan televisi dari kamar tidur anak Anda.
* Batasi penggunaan televisi maksimal 2 jam dalam sehari.
* Jika Anda memperbolehkan anak Anda menonton, pilihlah program yang sesuai dengan usianya. Berhati-hatilah dengan tontonan anak Anda. Bahkan film kartun untuk anak saja dapat menunjukkan perilaku yang kasar dan tidak patut ditiru. Untuk itu, dampingilah anak Anda selama menonton sambil membicarakan mengenai acara yang sedang ditonton.
* Matikan televisi saat makan, dan saat program yang dipilih telah berakhir.
* Jangan pernah menggunakan televisi sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukan oleh anak Anda.
* Buatlah hari bebas media dan rencanakan sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan bersama anak Anda.

Bagaimanapun, setiap orangtua bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan anak mereka. Untuk itu, mereka harus lebih kritis dan cermat dalam menentukan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Memang, tidak mudah rasanya untuk merubah kebiasaan yang telah berakar dalam keluarga. Akan tetapi terkadang diperlukan sebuah keberanian dan tekad untuk sebuah perubahan demi masa depan yang lebih baik. [](SO)

Sumber:
Christakis et al. Audible television and decreased adult words, infant vocalizations, and conversational turns: a population-based study. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 2009; 163 (6): 554




baca selengkapnya.....

Kamis, Oktober 29, 2009

Mengorok Berpotensi Kematian


Penelitian yang diketuai oleh Dr.Naresh Punjabi, dari John Hopkins University School of Medicine, Baltimore, AS., menunjukkan sleep apnea meningkatkan risiko kematian dini pada orang dewasa dan orang tua. Hal ini terjadi karena penderita sleep apnea mengalami gangguan sumbatan pernapasan saat tidur hingga bisa terjadi henti napas. Tanda sleep apnea yang paling mudah dikenali adalah tidur mendengkur.

Gangguan "henti napas saat tidur" atau sleep apnea terjadi karena fluktuasi atau irama yang tidak teratur dari denyut dan tekanan darah. Ketika serangan datang tersebut, penderita apnea mengalami kesulitan bernapas bahkan berhenti bernapas saat tidur. Kematian seketika dapat terjadi ketika fluktuasi denyut jantung dan tekanan darah yang tinggi.


Sayangnya orang-orang yang menderita masalah ini biasanya tidak menyadarinya. Kebanyakan pasien tidak mengingat bagaimana "perjuangan" mereka untuk bernapas setiap malam. Gejala-gejala yang dirasakan saat bangun berhubungan pada masalah tidur.

Hal tersebut disebabkan karena adanya hambatan / sumbatan aliran udara pada saat kita bernafas. Banyak faktor yang menyebabkannya, mulai dari daerah rongga hidung, rongga tenggorokkan, rongga mulut dan rongga kerongkongan / pernafasan.

GANGGUAN NAPAS SAAT TIDUR
Gangguan napas saat tidur memiliki gambaran karakteristik yang bervariasi, mulai dari snoring/ mendengkur yang paling ringan hingga obstructive sleep apnea (OSA) yang mengancam jiwa. Pemahaman tentang obstruksi jalan napas atas telah mengalami perkembangan yang pesat dalam tiga dekade terakhir. Terdapat tiga sindrom yang berhubungan dengan obstruksi jalan napas atas, yaitu :

1. Sindrom resisten saluran napas atas (Upper Airway Resistance Syndrome=UARS),
2. Obstructive Sleep Hypopnea Syndrome (OSHS),
3. Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS).

Ketiga sindrom tersebut memiliki persamaan gejala, yaitu rasa kantuk berlebihan di siang hari akibat obstruksi jalan napas atas yang berulang dan merupakan suatu kelanjutan dari proses penyakit yang didasarkan atas derajat obstruksi jalan napas. Obstruksi jalan napas parsial awalnya digambarkan dengan mendengkur, yang kemudian menjadi UARS, menjadi OSHS, dan akhirnya OSAS. Dua keadaan terakhir ini digabungkan menjadi obstructive sleep apnea hypopnea syndrome (OSA/HS).

Apnea adalah berhentinya ventilasi selama 10 detik atau lebih, hingga menyebabkan kondisi terjaga. Sedangkan hipopnea adalah berkurangnya aliran napas yang berhubungan dengan desaturasi oksihemoglobin, yang dapat menyebabkan terjaga dari tidur.

OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA SYNDROME
Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) adalah gangguan tidur yang ditandai dengan adanya episode berulang sumbatan aliran napas atau berkurangnya aliran napas yang disertai beberapa gejala klinis termasuk rasa lelah yang berlebihan di siang hari.

Tingkat dan Lokasi obstruksi yang memungkinkan pada pasien dengan gangguan tidur. Data dari the Wisconsin Cohort Study mengindikasikan prevalensi OSA pada populasi di Amerika Serikat dengan usia 30-60 tahun adalah 9-24% untuk laki-laki dan 4-9% untuk perempuan. Prevalensi OSA diperkirakan mencapai 2% untuk perempuan dan 4% untuk laki-laki.
Sedangkan prevalensi OSAS pada populasi non Amerika baru dipelajari pada laki-laki dan telah ditemukan sebanyak 0,3% di Inggris dan 20-25% di Israel dan Australia.

Pencegahan
Penatalaksanaan OSA terdiri dari tiga kategori, yaitu modikasi perilaku, menggunakan alat bantu dan pembedahan. Modifikasi perilaku termasuk pengaturan posisi tidur, penurunan berat badan, pencegahan obat sedasi, alkohol atau makanan porsi besar tepat sebelum waktu tidur.

Cara-cara pencegahan sleep apnea sama dengan pencegahan mengorok. Pilihlah cara yang nyaman, diantaranya:
* Latihan olahraga untuk memperkuat otot-otot dan mengurangi berat badan
* Jangan minum alkohol sebelum tidur
* Jangan minum obat penenang, obat tidur maupun anti histamin sebelum tidur
* Tidur miring
* Meninggikan bagian kepala dari tempat tidur sekitar 10 cm
* Menggunakan berbagai alat bantu yang ada. Dua alat bantu yang dapat digunakan untuk mempertahankan potensi jalan napas dan mengurangi insiden gangguan napas saat tidur adalah positive airway pressure (PAP) dan alat bantu oral.
* Tindakan operasi adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan untuk mengurangi penderita mengorok dan henti napas saat tidur.

Disamping itu, jika gangguan yang ada terpicu oleh latar belakangan keunikan anatomi, solusi yang ada yakni melangsungkan proses pembedahan. Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan untuk memperluas jalan napas atas pada pasien dengan OSAS terdiri dari :

1). Operasi hidung,
2). Operasi palatum, dengan atau tanpa tonsilektomi,
3). Operasi reduksi pangkal lidah,
4). Operasi maksilomandibular,
5). Trakheotomi.

Kelima prosedur ini dipilih berdasarkan kelainan anatomi yang ditemukan, dengan tujuan untuk menghilangkan obstruksi parsial atau total aliran napas.

Oleh : dr. Puteri Iskandar



baca selengkapnya.....

Selasa, Juni 02, 2009

Radang Amandel (Tonsilitis)

Penyakit radang amandel atau tonsilitis sangat sering kita jumpai pada praktek sehari hari. Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Sebenarnya terdapat 5 buah amandel di tenggorokan kita tetapi hanya 2 buah yang terlihat jelas dari bagian luar. Kalau kita periksa maka ada 2 buah amandel menempel dibagian lidah belakang, 2 buah amandel disisi kanan kiri dan 1 buah amandel di bagian atas. Keseluruhannya amandel dikenal sebagai “Cincin Waldeyer”.
Amandel berperan penting dalam tahap-tahap awal kehidupan untuk melawan infeksi selaput lendir nasofaring dari udara pernapasan sebelum masuk ke saluran napas bagian bawah. Tonsil dapat memproduksi anti-bodi yang berperan dalam memproduksi Imunoglobulin A. Antibodi inilah yang membuat jaringan lokal tahan terhadap kuman penyakit. Dapat dikatakan, amandel menjadi benteng pertahanan terdepan yang menangkis serangan kuman penyakit yang masuk lewat pernapasan dan berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan virus atau bakteri yang memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, atau di masyarakat dikenal dengan penyakit amandel. Amandel atau tonsil yang dimiliki sejak kecil dapat mengecil seiring bertambahnya usia saat dewas, hal ini bisa terjadi jika tonsilnya tidak pernah meradang.


Gejala untuk setiap orang akan berbeda, namun beberapa gejala yang mungkin timbul seperti rasa nyeri di tenggorokan, demam tinggi disertai menggigil, amandel membesar dan menjadi lebih merah, terdapat jaringan berwarna kuning/putih yang menempel pada amandel dan kalau dilepaskan bisa berdarah atau tidak, dapat disertai suara terdengar serak bila terkena pada pita suara, pembesaran kelenjar getah bening di leher, nafas berbau busuk, dapat disertai radang telinga tengah, terutama pada anak kecil.

Penatalaksanaan pengobatan secara umum adalah istirahat dan pemberian obat panas, pemberian antibiotika yang sesuai dengan sensitivitas bakteri penyebabnya sesuai berat badan, pemberian vitamin dan pemberian obat kumur bila anak sudah bisa berkumur-kumur. Ada pendapat bahwa pemberian obat kumur kurang efektif. Pengaruh suhu obat kumur lebih penting daripada komposisi bahan yang terkandung dalam obat kumur yaitu untuk mengurangi keluhan akibat radang.
Apabila peradangan sering terjadi hingga 3 atau 4 kali setahun, dianjurkan untuk diangkat. Hal ini sebaiknya dilakukan untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan, antara lain gangguan pada telinga seperti gangguan pendengaran, pilek berkepanjangan, dan komplikasi lainnya seperti gangguan pada katup jantung, ginjal dan rematik (radang sendi). Tindakan operasi juga dilakukan bila pembesaran tonsil mencapai T3-T4, atau pada amandel yang kronis, untuk mengurangi keluhan, seperti sumbatan yang bisa menyebabkan suara menjadi sengau, sering terbangun saat tidur, keluhan sesak napas, atau pada penyakit difteri karena kuman difteri berpotensi menyebabkan radang jantung, atau pada absces (bisul) bernanah di amandel.
Tindakan pencegahan lebih baik daripada mengobati, agar radang amandel tidak bersifat menahun / kronis, tipsnya adalah mengembangkan cara hidup sehat, menjaga gizi seimbang, dan istirahat yang cukup.

baca selengkapnya.....

Rabu, Mei 27, 2009

Sindroma Premenstruasi

Seringkali perempuan yang datang ke praktek dokter mengeluhkan sakit kepala, sering uring uringan. gampang marah, dan kehilangan konsentrasi setelah ditelusuri ternyata selalu terjadi sebelum menstruasi. Gejala gejala ini dikenal dengan sindroma premenstruasi. Sindroma premenstruasi adalah gejala yang merupakan kombinasi dari fisikal distress, psikologikal, dan atau perubahan tingkah laku dimana gejala tersebut sangat parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tipikal seorang wanita yang mengalami sindroma premenstruasi pada umumnya mendeskripsikan dirinya sebagai pribadi yang stabil, produktif dalam bekerja maupun aktivitas lain, dan bila ia memiliki anak, ia adalah seorang ibu yang baik. Meskipun seperti itu, dimulai pada hari ke 7-10 menuju awal periode menstruasinya, wanita tersebut sering terbangun di pagi hari dengan perasaan marah, cemas, atau sedih. Pada saat bekerja, wanita ini sulit berkonsentrasi dan suka bereaksi berlebihan terhadap segala hal di sekitarnya. Dia merasa depresi dan sakit kepala, namun ia tidak mengerti apa alasannya karena biasanya dia menikmati kehidupanya dan merasa bahagia.

Tidak jarang depresi, kemarahan dan sifat agresif, atau kecemasan begitu berlebihan dan berakibat membahayakan bagi wanita tersebut maupun lingkungan sekitarnya. Selain itu, beberapa wanita mengeluhkan kembung dan mudah tersinggung. Fluktuasi peningkatan berat badan juga dapat dialami pada sindroma premenstruasi hal ini disebabkan oleh sembelit atau bengkaknya dinding usus. Gejala lainnya adalah mudah lelah, nyeri dan keras pada payudara, berdebar-debar, dan nyeri otot. Gejala sindroma premenstruasi yang muncul pada tahun pertama bervariasi dari bulan ke bulan. Gejala tipikal sindroma premenstruasi muncul setelah ovulasi yang berkisar 2 minggu sebelum waktu menstruasi berikutnya, semakin memburuk seiring dengan dekatnya waktu menstruasi, dan membaik setelah menstruasi. Informasi mengenai stress atau tekanan yang berkaitan, baik dengan pekerjaan maupun kehidupan pribadi, dapat menimbulkan gejala sindroma premenstruasi.
Riwayat gangguan kesehatan sebelumnya terkadang memiliki kaitan dengan terjadinya sindroma premenstruasi. Kelainan kandungan seperti endometriosis dapat menimbulkan gejala dismenorea (nyeri ketika menstruasi). Selain itu terkadang terdapat gangguan organ lain yang memiliki gejala berkaitan dengan sindroma premenstruasi, seperti kelelahan yang dapat disebabkan oleh anemia, leukimia, (kanker darah) atau hipotiroid (kurangnya hormon tiroid di tubuh). Sakit kepala dapat berkaitan dengan gangguan di otak.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara hormon estrogen dengan sindroma premenstruasi. Gejala sindroma premenstruasi terjadi ketika terdapat penurunan kadar hormon estrogen, yaitu setelah terjadinya ovulasi (matang dan keluarnya sel telur dari indung telur). Pada penelitian didapatkan bahwa kondisi hipoestrogen (kurangnya hormon estrogen) pada wanita menopause dapat menyebabkan suatu kondisi depresi. Wanita dengan sindroma premenstruasi memperlihatkan gejala hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala) saat premenstruasi maupun ketika kondisi menstruasi yang sebenarnya merupakan gejala yang tipikal terjadi pada wanita menopause.

Pengobatan sindroma premenstruasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Edukasi dan konseling
Tatalaksana pertama kali adalah meyakinkan seorang wanita bahwa wanita lainnya pun ada yang memiliki keluhan yang sama ketika menstruasi. Pencatatan secara teratur siklus menstruasi setiap bulannya dapat memberikan gambaran seorang wanita mengenai waktu terjadinya sindroma premenstruasi. Sangat berguna bagi seorang wanita dengan sindroma premenstruasi untuk mengenali gejala yang akan terjadi sehingga dapat mengantisipasi waktu setiap bulannya ketika ketidakstabilan emosi sedang terjadi
2. Modifikasi Gaya Hidup
a. Komunikasi.
Wanita dengan gejala ini sebaiknya mendiskusikan masalahnya dengan orang terdekatnya, baik pasangan, teman, maupun keluarga. Terkadang konfrontasi atau pertengkaran dapat dihindari apabila pasangan maupun teman mengerti dan mengenali penyebab dari kondisi tidak stabil wanita tersebut, sehingga memilih waktu lain untuk mendiskusikan masalah yang kontroversial. Grup konseling dengan psikiater juga dapat diterapkan
b. Diet.
Penurunan asupan garam dan karbohidrat (nasi, kentang, roti) dapat mencegah edema (bengkak) pada beberapa wanita. Penurunan konsumsi kafein (kopi) juga dapat menurunkan ketegangan, kecemasan, dan insomnia (sulit tidur). Pola makan disarankan lebih sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa selama periode premenstruasi terdapat gangguan pengambilan glukosa untuk energi
c. Olahraga.
Olahraga berupa lari dikatakan dapat menurunkan keluhan premenstrual molimina. Berolahraga dapat menurunkan stres dengan cara memiliki waktu untuk keluar dari rumah dan pelampiasan untuk rasa marah atau kecemasan yang terjadi. Beberapa wanita mengatakan bahwa berolahraga ketika mereka mengalami sindroma premenstruasi dapat membantu relaksasi dan tidur di malam hari
3. Obat-obatan
Apabila gejala sindroma premenstruasi begitu hebatnya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, umumnya modifikasi gaya hidup jarang berhasil dan perlu dibantu dengan obat-obatan.
a. Asam mefenamat (500 mg, 3 kali sehari) berdasarkan penelitian dapat mengurangi gejala sindroma premenstruasi seperti dismenorea dan menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak) (namun tidak semua). Asam mefenamat tidak diperbolehkan pada wanita yang sensitif dengan aspirin atau memiliki risiko ulkus peptikum
b. Kontrasepsi oral (pil KB). Kontrasepsi oral dapat mengurangi gejala sindroma menstruasi seperti dismenorea dan menoragia namun tidak berpengaruh terhadap ketidakstabilan mood. Pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB namun mengalami gejala sindroma premenstruasi sebaiknya pil KB tersebut dihentikan sampai gejalanya berkurang
c. Obat penenang seperti alprazolam atau triazolam dapat digunakan pada wanita yang merasakan kecemasan, ketegangan berlebihan, maupun kesulitan tidur.
d. Obat antidepresi hanya digunakan bagi mereka yang memilki gejala sindroma premenstruasi yang parah
Sumber : Klik-dokter

baca selengkapnya.....

Selasa, Mei 12, 2009

Pengobatan Tradisional VS Pengobatan Modern

Beberapa hari yang lalu ada iklan obat tradisional di salah satu media ternama yang mengatakan bahwa penyakit gagal ginjal disebabkan karena pemakaian obat obatan modern untuk hipertensi dan kencing manis yang dikonsumsi terus menerus. Padahal pemberian obat obatan modern tersebut selalu berdasarkan bukti (evidence-based medicine). Dimana khasiat obat, efek samping obat dan toksisitas obat tersebut sudah melalui berbagai tahap penelitian. Sudah separah itukah promosi obat tradisional dalam menjaring konsumen? Sebenarnya ilmu kedokteran modern tidak menyangkal efektivitas metoda obat tradisional untuk penyakit tertentu, selama telah dibuktikan melalui uji klinis yang memadai, atau pengobatan dengan metoda konvensional sudah tidak bermanfaat.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa obat-obat modern yang ada saat ini lahir dari sebagian obat herbal. Sebut saja quinine® yang berasal dari tanaman kina sebagai obat malaria, dan vincristine® (dari tanaman tapak dara) sebagai salah satu obat kanker. Kedua obat ini sebenarnya telah digunakan sejak dahulu sebagai obat tradisional, namun dosisnya belum dapat ditentukan. Baru setelah ditemukan suatu teknik pemurnian substansi yang efektif, takaran dan khasiatnya dapat diukur dan dikembangkan menjadi obat modern.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) nomor 246/Menkes/Per/V/1990, yang dimaksud dengan obat tradisional adalah setiap bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat diminum (bubuk, kapsul, tablet), ditempelkan pada permukaan kulit atau mukosa (suppositoria/yang dimasukkan ke dalam lubang kemaluan atau lubang anus), tetapi tidak dalam bentuk obat suntik atau gas.
Ilmu kedokteran modern berkembang pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris, Jerman, dan Perancis. Disebut juga ilmu kedokteran ilmiah dimana setiap pengobatan yang diberikan harus dibuktikan melalui proses uji klinis. Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan cara kerja yang efektif dengan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.
Begitupun dengan obat tradisional. Agar setara dengan obat modern, obat tradisional harus melalui berbagai tingkatan uji klinis. Jadi tidak hanya mengklaim khasiat pengobatan traditional dengan testimoni.
Berdasarkan tingkatan uji klinisnya, obat tradisonal dapat digolongkan menjadi :
1. Jamu (empirical based herbal medicine)
Jamu adalah jenis herbal yang belum melalui proses uji kelayakan, hanya berdasarkan pengalaman masyarakat.
2. Obat ekstrak alam (obat herbal terstandar/scientific based herbal medicine)
Obat tradisional yang telah diuji khasiat dan toksisitasnya (kandungan racun), namun belum diujicobakan penggunaannya pada pasien.
3. Fitofarmaka (clinical based herbal medicine).
Adalah obat traditional yang telah melalui tiga uji penting, yaitu
3.a. Uji praklinik
Uji khasiat dan toksisitas
3.b. Uji teknologi farmasi
Untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat secara seksama hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi,
3.c. Uji klinis kepada pasien.
Agar setara dengan obat modern, obat tradisional harus melewati berbagai proses tersebut. Apabila telah lulus uji klinis, obat herbal tersebut kemudian disebut fitofarmaka yang layak diresepkan oleh dokter dan dapat beredar di pusat pelayanan kesehatan.
Sejauh ini telah beredar 5-7 obat fitofarmaka yang sesuai standar farmasi modern, kesemuanya memiliki logo fitofarmaka pada kemasannya, yaitu tanda "akar hijau" menyerupai tanda salju dengan latar belakang berwarna kuning muda, dikelilingi lingkaran berwarna hijau muda. Logo ini merupakan tanda sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Sebenarnya prinsip obat tradisional tidak jauh berbeda dengan obat modern. Apabila tidak digunakan secara tepat juga dapat mendatangkan efek buruk, sehingga tidak benar pernyataan yang beredar di masyarakat bahwa obat tradisional sama sekali tidak memiliki efek samping. Dan perlu diketahui bahwa tidak semua herbal memiliki khasiat dan aman untuk dikonsumsi, sehingga kembali lagi kepada para konsumen agar lebih teliti dalam memilih obat tradisional yang digunakan. Harus pula dibedakan antara istilah pengobatan komplementer dengan pengobatan alternatif.
Maksud pengobatan komplementer adalah bahwa obat tradisional tidak digunakan secara tunggal untuk mengobati penyakit tertentu, tetapi sebagai obat pendamping yang telah disesuaikan dengan mekanisme kerja obat modern agar tidak terjadi interaksi yang merugikan, sedangkan istilah pengobatan alternatif menempatkan obat tradisional sebagai obat pilihan pengganti obat modern yang telah lulus uji klinis. Bahkan pasien kanker yang mencari pengobatan ke Guangzhou mendapat obat modern dengan dibekali herbal cina sebagai suplemen. Jadi jangan hanya karena meletakkan harapan yang begitu besar kepada metoda pengobatan tradisional sehingga metoda pengobatan modern dilupakan begitu saja. Terkadang pengobatan tradisional yang tidak tepat guna hanya akan menunda proses pengobatan yang lebih optimal, sehingga alih-alih sembuh justru membuat penyakit semakin memburuk dan terlambat ditangani.

Sumber klik-dokter

baca selengkapnya.....

Kamis, Mei 07, 2009

Kencing Nanah (Gonorrhoeae/GO)

Kehidupan sekarang kalau tidak didasari iman yang kuat bisa terjerumus kedalam kehidupan sek bebas, yang beresiko munculnya penyakit menular seksual seperti kencing nanah (Gonorrhoeae). Selama praktek kasus kencing nanah cukup banyak dijumpai tidak hanya mengenai pria dewasa namun remaja dan dewasa muda sudah mulai banyak terjangkit. Gejala utama yang mendorong mereka mengunjungi dokter adalah kencing nanah yang terjadi paling tidak tiga hari setelah melakukan hubungan seksual. Kencing nanah merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan seksual, kontak secara langsung dengan nanah yang infektif. Di dunia diperkirakan terdapat 200 juta kasus baru setiap tahunnya. Penyakit ini lebih sering menyerang remaja dan dewasa muda, serta lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.


PENYEBAB
Kencing nanah (Gonorrhoeae) disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menular ke orang lain melalui hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke bayinya saat melahirkan. Kita tidak akan terinfeksi gonore dari pemakaian handuk bersama atau pemakaian WC dan kamar mandi umum.

GEJALA
Masa inkubasi kencing nanah (Gonorrhoeae) sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa inkubasi sulit untuk ditentukan karena pada umumnya tidak menimbulkan gejala.
Gejala pada pria awalnya terdapat rasa gatal dan panas di sekitar saluran kencing, terdapat rasa nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret/nanah kental berwarna keruh dari ujung saluran kencing yang kadang-kadang disertai darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri akan semakin bertambah dan sekret semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat nyeri pada waktu ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.
Pada wanita kadang tanpa gejala, kalaupun ada gejalanya sangat ringan sehingga penderita tidak menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita gonorrhoeae tidak memberikan gejala. Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil, buang air kecil menjadi lebih sering, dan kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah. Selain itu, terdapat keputihan berupa sekret kental dan keruh yang keluar dari vagina.
Bila menyadari mempunyai gejala-gejala seperti di atas, atau mempunyai pasangan seksual dengan gejala di atas, perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti mengambil sekret dari vagina ataupun penis untuk dianalisa.

PENGOBATAN
Pengobatan untuk kencing nanah (Gonorrhoeae) harus diberikan antibiotik yang tepat. Tidak hanya penderitanya saja yang diobati namun pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis Gonorrhoeae. Hal ini berlaku untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati Gonorrhoeae, membasmi bakteri Neisseria Gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa.
Pilihan utama adalah penisilin dan probenesid. Antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:
1. Amoksisilin 2 gram dan probenesid 1 gram, diberikan peroral
2. Ampisilin 2-3 gram dan probenesid 1 gram, diberikan Peroral
3. Azitromisin 2 gram, diberikan peroral
4. Cefotaxim 500 mg, diberikan suntikan Intra Muskular
5. Ciprofloxacin 500 mg, diberikan peroral
6. Ofloxacin 400 mg, diberikan peroral
7. Spectinomisin 2 gram, diberikan suntikan Intra Muskular
Obat-obat tersebut diberikan dengan dosis tunggal.

PENCEGAHAN
Untuk mencegah penularan Gonorrhoeae, gunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual. Jika menderita Gonorrhoeae, hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai. Walaupun sudah pernah terkena Gonorrhoeae, seseorang dapat terkena kembali, karena tidak akan terbentuk imunitas untuk Gonorrhoeae. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa untuk mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan. Selain itu, juga menyarankan para wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar. Yang terpenting adalah melakukan hubungan seksual yang sehat dengan hanya satu pasangan dan terikat dalam ikatan pernikahan.




baca selengkapnya.....